Kamis, 30 April 2015

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (SOFTSKILL)

Diposting oleh Unknown di 23.57 0 komentar

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (SOFTSKILL)

DOSEN: IBU METI NURHAYATI











Tugas Kelompok Mengunjungi Museum PETA
2EA18

Nama anggota:
Agung Nur Prabowo
Indri Sugiastiwi
Jazmi Karami
Miftahul Fauzan
Nadiyah Haniyati Farhana
Niken Aulia Hasanah
Wati Mekar Sari

Depok, Indonesia
2014- 2015




KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan, walaupun masih banyak kekurangan.
Laporan ini saya susun berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan di Museum PETA (Pembela Tanah Air) Bogor untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Pendidikan Kewarganegaraan (Softskill) Ibu Meti Nurhayati.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya berharap kepada ibu Meti Nurhayati dan pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan lebih lanjut.

Demikian laporan ini saya buat semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.









Depok, 26 April 2015


Indri Sugiastiwi





Daftar Isi

Halaman judul ............................................................................................................  i
Prakata .....................................................................................................................    ii
Daftar Isi ...................................................................................................................   iii
Pendahuluan    ........................................................................................................    1
Isi    ..........................................................................................................................   2
Penutup  ...................................................................................................................  21
Daftar Pustaka .........................................................................................................  22


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang:

Pembangunan Monumen dan Museum PETA ini dimulai pada tanggal 14 November 1993, dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI yang juga merupakan sesepuh YAPETA yaitu Umar Wirahadikusumah.Pembangunan tersebut memakan waktu kurang lebih 2 tahun dan diresmikan oleh Presiden RI H.M. Soeharto pada tanggal 18 Desember 1995.Didalam komplek Monumen dan Museum PETA dibagian belakang terdapat Monumen dimana berdiri sebuah patung Jenderal Sudirman sebagai perwira PETA.

Pada dinding yang berbentuk setengah lingkaran tercantum nama-nama perwira tentara PETA dari seluruh Jawa, Madura dan Bali serta Sumatera.Pada bagian luar dinding monumen, telah dibuat relief sejarah PETA.Sedangkan di dalam dua ruangan museum terdapat 14 diorama dengan adegan-adegan dari jalannya sejarah PETA dalam perjuangan menuju kemerdekaan tanah air. Adegan-adegan ini berbentuk tiga dimensi dan didukung dengan suara yang melatar-belakangi suasana kejadian-kejadian yang diwujudkan oleh masing-masing diorama.

Museum ini menempati dua ruangan di sebuah gedung dan halaman di Kompleks Pusdikzi TNI-AD, sekitar 500 m arah dari Istana Bogor. Lokasi Monumen dan Museum PETA ini berada di sebelah kiri Jalan Jenderal Sudirman jika dari arah Istana Bogor, di gedung No.35, dengan patung Jenderal Sudirman dan Sudancho Supriadi terlihat gagah berdiri di halam depan gedung, ditemani dua buah tank.

Tujuan dan manfaat:
Tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah adalah:
1. Memenuhi Tugas Softskill yang diberikan Dosen
2. Mengetahui sejarah secara langsung dengan cara observasi ke tempat museum dan diceritakan secara langsung oleh ibu pemandu yang ada disana
3. Mengetahui sejarah terbentuknya TNI yang dulunya bernama BKR


BAB II
ISI

Menurut sejarahnya pembentukan PETA dimulai di tahun 1943 setelah di tanggal 3 Oktober 1943 keluar osamu seirei(Dekrit) No.44 tahun 1943 yang mensahkan pembentukan tentara PETA.bagi pemerintah pendudukan Jepang pembentukkan tentara PETA sebagai alat mempertahankan wilayahnaya terutama di Indonesia dari serbuan tentara sekutu sedang bagi pimpinan pergerakan kmeerdekaan indonesia mereka mendukung pembentukkan tentara PETA karena melihat Indonesia ketika merdeka membutuhkan tentara yang pofesional terlatih untuk mempertahankan kemerdekaan dan keselamatan rakyatnya dan PETA mereka lihat sebagai sarana mencapai tujuan itu.

Akhirnya Pemerintah pendudukan Jepang memilih kota Bogor sebagai pusat tempat pelatihan tentara PETA yang disebut Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyo Iku Tai (Pusat Pendidikan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air) dan berdiri diatas bekas tangsi dan markas tentara KNIL (Koninklijik Nederlands Indische Leger) pelatihan tentara PETA berlangsung selama 3-4 bulan setelah lulus pelatihan mereka kembali ke daerahnya masing-masing.

Untuk mengingatkan generasi muda akan kisah perjuangan PETA dan mengenang tentara PETA yang telah gugur dalam perjuangan maupun yang telah dipanggil Yang maha Kuasa karena faktor usia maka didirikanlah museum PETA atas prakarsa YAPETA (yayasan Pembela Tanah Air) yang dimulai tahun 1993 dan selesai di tahun 1995 dan diresmikan oleh Bapak H.M.Soeharto presiden ke 2 RI dan juga alumni PETA.

Jenderal besar Sudirman,Presiden ke 2 RI Jenderal (purn) Soeharto,wakil presiden RI Jenderal (Purn) Umar wirahadikusumah,Menteri panglima Angkatan darat Jenderal anumerta Achmad Yani,Bapak paskibraka,Brigjen (Purn) Latief Hendraningrat,Pimpinan pemberontakan PETA di Blitar Shodancho supriyadi serta tokoh-tokoh lainnya mereka seluruhnya adalah alumnus Pembela tanah air (PETA) oraganisasi kemiliteran yang dibentuk pemerintah Jepang selama berkuasa di Indonesia.

Bogor sebagai tempat dilahirkannya prajurit garda terdepan yang gagah berani tak perlu dielakkan lagi. Berdasarkan sejarah, Jepang pernah mengeluarkan dekrit membentuk Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor. Alih-alih dibentuk untuk membantu Jepang melawan sekutu, PETA kemudian dijadikan sebagai korps tentara yang disiapkan untuk mencapai Indonesia merdeka oleh para pemimpin pergerakan kebangsaan.

Peran tentara PETA tidak lepas dari tanah Bogor, karena di daerah inilah untuk pertama kali pendidikan perwira PETA didirikan. Untuk mengenang Bogor sebagai kota pembela tanah air, dibangunlah monumen yang berdiri berdampingan dengan museum yang diberi nama Museum PETA. Museum PETA terletak di Jalan Jenderal Sudirman No 35, Bogor, menempati lokasi yang dahulu dijadikan tempat pendidikan kemiliteran para perwira PETA. Konon, pemilihan lokasi ini atas berbagai pertimbangan. Antara lain karena lokasinya strategis, udara yang sejuk, dukungan fasilitas, dan yang terpenting masyarakat sekitar pada saat itu juga mendukung didirikannya pusat pendidikan militer dalam usaha mencapai kemerdekaan Indonesia.

Pembangunan Museum PETA diprakarsai oleh Yayasan Pembela Tanah Air, sebuah yayasan yang menjadi tempat bersatunya mantan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air. Pembangunan dimulai pada 14 November 1993 dan memerlukan waktu sekitar 2 tahun sebelum bangunan selesai. Pada 18 Desember 1995, Museum PETA diresmikan oleh Presiden Soeharto – yang juga merupakan mantan perwira PETA angkatan I.  

Memasuki kawasan museum, pengunjung akan disambut sebuah prasasti yang dituliskan pada dinding marmer. Tulisan bernada nasionalisme tersebut berisi sebuah pernyataan: “Bumi Pembela Tanah Air Ini Merupakan Kawah Candradimuka Keprajuritan Indonesia, Kami Datang dan Berkumpul di Bogor Tidak Saling Mengenal, Kami Berpisah sebagai Kawan Seperjuangan untuk Membela Tanah Air.”

Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan menjumpai berbagai diorama yang menjelaskan sejarah dan perkembangan tentara PETA dalam meraih cita-cita kemerdekaan Indonesia. Selain diorama, terdapat juga koleksi pakaian dan berbagai jenis senjata yang pernah digunakan tentara PETA. Koleksi lainnya berupa foto dokumentasi sepak terjang tentara PETA hasil guntingan dari media masa pada saat itu.

Terdapat sebuah monumen di bagian belakang Museum PETA. Monumen tersebut berupa patung Daidancho Soedirman. Daidancho merupakan pangkat kemiliteran buatan Jepang. Daidancho setara dengan Komandan Batalyon (Letkol/Mayor). Di bagian yang lain, terdapat patung Supriyadi dengan gestur yang heroik, tangan kanan mengepal ke atas sementara tangan kiri menggenggam sebilah samurai.

Pahlawan Nasional yang bernama lengkap Fransiskus Xaverius Supriyadi ini mempunyai pangkat Shodancho atau setara dengan Komandan Pleton (Letnan). Beliau berperan memimpin pemberontakan tentara PETA terhadap pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Sementara, pada dinding monumen yang berbentuk setengah lingkaran terdapat nama-nama perwira tentara PETA yang berasal dari seluruh Jawa, Bali, Madura, dan Sumatera – lengkap dengan informasi yang menerangkan fungsi dan jabatannya.

·         Bukti foto di Museum
Gerbang pintu masuk museum PETA


*      Relief di dinding Museum


*      Pertama memasuki Museum saya dan teman-teman kelompok di pertemukan oleh seorang pemandu, ibu ini menceritakan dari awal hingga akhir cerita awal pembentukkan museum dan sejarah PETA

*      Seragam pada masa awal tentara PETA zaman penjajahan negara Jepang

koleksi persenjataan yang asli peninggalan perang dari rampasan tentara Jepang maupun dari tentara sekutu baik senapan mesin,senapan panjang dan pistol yang dalam kondisi tersimpan penataan yang teratur dan rapi memudahkan pengunjung dalam menikmati koleksi yang ada disini.




*      Bentuk diorama-diorama yang menggambarkan kondisi pada saat itu


*      Foto asli tentara PETA dalam koran 





*      Foto Shodancho Ahmad Yani, Shodanco Darmaji, Shodanco Sarwo Adi Wibowo, Chudanco Suryo Sumpena 



*      Alat-alat yang digunakan tentara PETA untuk merobohkan bangunan ataupun menjatuhkan pesawat, biasanya digunakan di atas gunung untuk menembak ke gunung yang lainnya, dengan kuat dan gagah berani tentara PETA merampas senjata ini dari negara Amerika dan Jepang


*      patung jenderal besar Sudirman berpakaian seragam tentara PETA berdisri atas marmer putih dan di kiri dan kanan beliau diapit 2 meriam medan dan tepat dibelakang beliau asrama tentara RI setelah mengambil patung jenderal besar Sudirman berpakaian seragam tentara PETA berdisri atas marmer putih dan di kiri dan kanan beliau diapit 2 meriam medan dan tepat dibelakang beliau asrama tentara RI setelah mengambil patung jenderal besar Sudirman berpakaian seragam tentara PETA berdisri atas marmer putih dan di kiri dan kanan beliau diapit 2 meriam medan dan tepat dibelakang beliau asrama tentara RI

*      saya dan teman-teman kelompok juga berfoto di depan patung Jendral Sudirman



*      Sebuah kehormatan bisa berfoto dengan TNI yang juga dengan berbaik hati menemani kami dan pemandu museum bercerita tentang sejarah PETA







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Berkunjung ke Museum PETA, pengunjung akan diajak kembali ke masa pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia – masa ketika sikap nasionalisme menjadi panglima melebihi sikap individualisme kelompok dan golongan. Di museum ini, pengunjung juga diajak untuk mengetahui sejarah panjang cikal bakal berdirinya TNI di Indonesia, sambil mengenang jasa para perwira tentara PETA yang telah gugur mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk cita-cita kemerdakaan Indonesia.

Diorama Monumen dan Museum PETA yang menggambarkaan saat pasukan PETA tengah menjalani pendidikan kemiliteran di Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyo Iku Tai (Pusat Pendidikan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa).

Diluar Museum ke arah belakang, terlihat Patung Panglima Besar Sudirman saat masih muda. Patung itu ada di halaman terbuka di ujung lorong tengah gedung Monumen dan Museum PETA, diapit oleh dua buah meriam lapangan.

Patung itu menggambarkan sosok Jenderal Sudirman saat masih sebagai perwira PETA. Pada dinding yang berbentuk setengah lingkaran di belakang patung Sudirman ini tercantum nama-nama perwira tentara PETA dari seluruh Jawa, Madura, Bali, dan Sumatera.

Saran:
Monumen dan Museum PETA merupakan sebuah museum yang baik untuk dikunjungi, agar menyegarkan ingatan mengenai peran dan pentingnya pendidikan kemiliteran dalam mendukung perjuangan politik menegakkan kemerdekaan RI.




Daftar Pustaka

1. Museum Pembela Tanah Air
2. asosiasimuseumindonesia.org
3. pecintawisata.wordpress.com





Minggu, 05 April 2015

6 Makanan Lezat Yang Bisa Kurangi Berat Badan

Diposting oleh Unknown di 02.34 0 komentar

Menurunkan berat badan bukan berarti Anda tidak bisa menikmati makanan yang lezat. Berikut ini adalah cara unik untuk memanjakan lidah Anda tanpa membuat gemuk dan tentunya tetap sehat.

 

v  Koktail Udang
Udang merupakan makanan yang menjadi sumber protein (8 kalori), yang dapat mempercepat metabolisme dan menjaga Anda tetap kenyang untuk beberapa jam. Di lain waktu bila Anda ingin menyantap makan malam di luar, mulailah dengan makanan pembuka koktail udang alias shrimpcocktail.

Bila Anda ingin memasaknya dirumah, saus yang digunakan sangat mudah. Cukup campurkan 1 sendok teh saus tomat dengan 1 sendok teh Tabasco (untuk membuat rasa lebih bervariasi, tambahkan perasaan lemon atau tambahkan sedikit saus pedas)


v  Salad Ayam Pedas
Menambahkan saus yang amat pedas dapat membuat tempo makan menjadi lambat. Sehingga Anda akan lebih cepat kenyang. Untuk makan siang yang sederhana, siapkan saja salad ayam. Caranya, siapkan 1 potong dada ayam yang telah dipotong dadu, 1-2 sendok teh mayones rendah lemak, saus pedas untuk menggugah rasa, dan beberapa sayuran yang menjadi komposisi salad yang ada di dapur. Sajikan dengan beberapa helai daun selada dan segelas air putih tentunya.


v  Puding Labu
Krim puding mempunyai kalori kurang dari 150 kalori dan ini dapat membantu menurunkan berat badan. Kombinasikan 180 ml yoghurt vanilla tanpa lemak dengan setengah cangkir labu segar yang sudah dihaluskan atau diblender dan sedikit kayu manis. Labu akan tercampur dengan yoghurt (kaya akan protein dan nutrisi) dan akan menghasilkan serat dalam jumlah yang besar. Percampuran protein dan serat di perut akan membuat tetap kenyang. Jadi Anda tidak perlu mengunyah makanan lagi untuk beberapa jam ke depan.


v  Sup sayuran
Penelitian telah menunjukan bahwa dengan mengkonsumsi semangkuk sup sayuran yang kaya akan serat, dapat mengurangi 20% jumlah kalori yang terdapat di tubuh. Sup mampu menghilangkan rasa lapar dan mampu mengenyangkan dengan cepat, jadi Anda bisa mengkonsumsi makanan utama dengan porsi yang lebih sedikit.


v  Salad Timun, Tomat dan Bawang
Cobalah salad versi klasik dari Mediterania yang rendah kalori. Siapkan satu buah timun, satu buah tomat, dan setengah bawang merah. Lalu campur semua sayuran tadi dengan Vinegarette (campuran antara minyak dan cuka dengan mustard dan
bawang putih) atau dengan cuka, ditambah dengan 1 sendok teh minyak olive. Salad ini mempunyai jumlah kalori kurang dari 150 kalori. Ini dikarenakan tingginya kandungan air dalam bahan-bahan salad tersebut. Contohnya mentimun yang rendah kalori dan menduduki peringkat teratas sebagai makanan yang mampu mengurangi berat badan.


v  Teh Hijau Jahe
menikmati secangkir teh rendah kalori dapat meredakan stress setelah melewati hari yang panjang. Sebagai bonus, penelitian mengatakan, meminum teh hijau dapat mempercepat metabolisme tubuh Anda. Campurkan teh hijau anda dengan sepotong jahe untuk penambah rasa. 


Itulah 6 makanan lezat yang bisa mengurangi berat badan anda, namun jangan lupa untuk berolahraga teratur jugaJ

Artikel Berhemat

Diposting oleh Unknown di 02.32 0 komentar

6 Cara Agar Bisa Berhemat & Menabung

 


Berhemat sehingga bisa menyisihkan uang untuk ditabung memang hal yang sulit untuk dilakukan. Banyaknya pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, membuat Anda sulit menyisakan sedikit uang Anda. 

Bahkan terkadang uang tersebut tidak mencukupi kebutuhan Anda. Sehingga muncul masalah keuangan yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, selain itu juga menguji kemampuan Anda untuk menjadi pasangan, orang tua dan karyawan yang baik.

Berikut enam cara sederhana untuk menurunkan stres Anda dengan membuat beberapa perubahan sederhana yang bisa dilakukan agar bisa berhemat dan menabung, seperti dikutip dari She Knows:

1. Jual barang-barang lama

Anda dapat membuat garage sale dengan menjual barang-barang dan pakaian Anda yang sudah lama atau sudah tidak digunakan lagi. Untuk barang yang dijual dengan harga yang signifikan, maka Anda dapat menjualnya melalui kaskus atau eBay. Menjual barang-barang lama Anda yang sudah digunakan lagi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan uang yang lebih, sehingga Anda dapat menyisihkan uang untuk ditabung.

2. Membuat anggaran belanja

Membuat anggaran belanja merupakan cara yang sederhana bagaimana menghabiskan uang Anda dengan lebih disiplin. Anda dapat mengetahui rencana pengeluaran lebih jelas. Sehingga nantinya Anda tidak perlu terlibat hutang dan dapat menyisihkan uang untuk ditabung atau jalan-jalan bersama keluarga.

3. Membuat catatan belanjaan

Ketika Anda ingin pergi ke mal atau ke supermarket untuk belanja bulanan, pastikan Anda membuat catatan belanjaan terlebih dahulu dan jangan pernah meninggalkan rumah dengan perut kosong. Jika tidak makan terlebih dahulu, Anda akan mengeluarkan pengeluaran lebih untuk makan di restoran. Selain itu, sebaiknya Anda juga tidak perlu mengajak anak-anak ikut belanja bersama. Hal tersebut untuk menghindari adanya pengeluaran tak terduga.

4. Belanja saat diskon atau melalui online shop

Berbelanja saat diskon merupakan salah satu cara dimana Anda dapat membeli pakaian dengan model terbaru tanpa harus membayar dengan harga normal. Selain itu Anda juga dapat belanja melalui online shop. Dengan begitu Anda bisa lebih hemat dalam berbelanja, karena tak perlu ongkos perjalanan dan kemungkinan tergoda membeli yang lain jika ke mall. Namun sebelum Anda memutuskan untuk berbelanja melalui online shop, pastikan terlebih dahulu bahwa harga yang ditawarkan lebih murah dibanding harga ditoko dan jangan lupa menghitung harga barang yang ditawarkan dengan ongkos pengirimannya.

5. Bersenang-senang secara hemat

Apabila Anda pecinta film, pasti Anda akan mengeluarkan uang Anda dengan menonton film di bioskop. Salah satu cara agar Anda dapat menyisihkan uang Anda yaitu dengan menonton DVD di rumah. Selain sesekali menonton DVD di rumah, Anda juga bisa meminjam buku di perpustakaan tanpa harus membeli buku di toko buku. Dengan begitu Anda dapat meminimalisir pengeluaran Anda untuk bersenang-senang.

6. Jika bisa, buatalah sendiri

Anda baru saja mengetahui bahwa di dekat rumah Anda telah dibuka sebuah kedai kopi. Dengan begitu Anda langsung pergi ke kedai tersebut dan membeli minuman kopi dengan harga yang terbilang tidak murah. Hal ini yang dapat memicu Anda untuk menghamburkan uang Anda. Jika Anda dapat membuat kopi, sebaiknya Anda membuatnya sendiri tanpa harus membeli kopi di kedai kopi. Sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan uang lebih.

Terkadang hal-hal kecil bisa menentukan apakah Anda berhasil atau gagal dalam mengelola keuangan. Tapi dengan beberapa perubahan gaya hidup sederhana dan sedikit disiplinan diri, Anda dapat menabung dan berhemat cukup banyak uang setiap tahunnya.(rma/eny)

sumber:wolipop.com


English story

Diposting oleh Unknown di 02.30 0 komentar
The tailor of Gloucester

Foreword:- "I'll be at charges for a looking-glass; And entertain a score or two of tailors."Richard III
My Dear Freda:
Because you are fond of fairytales, and have been ill, I have made you a story all for yourself--a new one that nobody has read before. And the queerest thing about it is--that I heard it in Gloucestershire, and that it is true--at least about the tailor, the waistcoat, and the "No more twist!" Christmas
In the time of swords and peri wigs and full-skirted coats with flowered lappets—when gentlemen wore ruffles, and gold-laced waistcoats of paduasoy and taffeta—there lived a tailor in Gloucester.
He sat in the window of a little shop in Westgate Street, cross-legged on a table from morning till dark.
All day long while the light lasted he sewed and snippetted, piecing out his satin, and pompadour, and lutestring; stuffs had strange names, and were very expensive in the days of the Tailor of Gloucester.
But although he sewed fine silk for his neighbours, he himself was very, very poor. He cut his coats without waste; according to his embroidered cloth, they were very small ends and snippets that lay about upon the table—"Too narrow breadths for nought—except waistcoats for mice," said the tailor.
One bitter cold day near Christmastime the tailor began to make a coat (a coat of cherry- coloured corded silk embroidered with pansies and roses) and a cream- coloured satin waistcoat for the Mayor of Gloucester.
The tailor worked and worked, and he talked to himself: "No breadth at all, and cut on the cross; it is no breadth at all; tippets for mice and ribbons for mobs! for mice!" said the Tailor of Gloucester.
When the snow-flakes came down against the small leaded window- panes and shut out the light, the tailor had done his day's work; all the silk and satin lay cut out upon the table.
There were twelve pieces for the coat and four pieces for the waistcoat; and there were pocket-flaps and cuffs and buttons, all in order. For the lining of the coat there was fine yellow taffeta, and for the button- holes of the waistcoat there was cherry-coloured twist. And everything was ready to sew together in the morning, all measured and sufficient—except that there was wanting just one single skein of cherry-coloured twisted silk.
The tailor came out of his shop at dark. No one lived there at nights but little brown mice, and THEY ran in and out without any keys!
For behind the wooden wainscots of all the old houses in Gloucester, there are little mouse staircases and secret trap-doors; and the mice run from house to house through those long, narrow passages.
But the tailor came out of his shop and shuffled home through the snow. And although it was not a big house, the tailor was so poor he only rented the kitchen.
He lived alone with his cat; it was called Simpkin.
"Miaw?" said the cat when the tailor opened the door, "miaw?"
The tailor replied: "Simpkin, we shall make our fortune, but I am worn to a ravelling. Take this groat (which is our last fourpence), and, Simpkin, take a china pipkin, but a penn'orth of bread, a penn'orth of milk, and a penn'orth of sausages. And oh, Simpkin, with the last penny of our fourpence but me one penn'orth of cherry-coloured silk. But do not lose the last penny of the fourpence, Simpkin, or I am undone and worn to a thread-paper, for I have NO MORE TWIST."
Then Simpkin again said "Miaw!" and took the groat and the pipkin, and went out into the dark.
The tailor was very tired and beginning to be ill. He sat down by the hearth and talked to himself about that wonderful coat.
"I shall make my fortune—to be cut bias—the Mayor of Gloucester is to be married on Christmas Day in the morning, and he hath ordered a coat and an embroidered waistcoat—"
Then the tailor started; for suddenly, interrupting him, from the dresser at the other side of the kitchen came a number of little noises—
Tip tap, tip tap, tip tap tip!
"Now what can that be?" said the Tailor of Gloucester, jumping up from his chair. The tailor crossed the kitchen, and stood quite still beside the dresser, listening, and peering through his spectacles.
"This is very peculiar," said the Tailor of Gloucester, and he lifted up the tea-cup which was upside down.
Out stepped a little live lady mouse, and made a courtesy to the tailor! Then she hopped away down off the dresser, and under the wainscot.
The tailor sat down again by the fire, warming his poor cold hands. But all at once, from the dresser, there came other little noises—
Tip tap, tip tap, tip tap tip!
"This is passing extraordinary!" said the Tailor of Gloucester, and turned over another tea-cup, which was upside down.
Out stepped a little gentleman mouse, and made a bow to the tailor!
And out from under tea-cups and from under bowls and basins, stepped other and more little mice, who hopped away down off the dresser and under the wainscot.
The tailor sat down, close over the fire, lamenting: "One-and-twenty buttonholes of cherry-coloured silk! To be finished by noon of Saturday: and this is Tuesday evening. Was it right to let loose those mice, undoubtedly the property of Simpkin? Alack, I am undone, for I have no more twist!"
The little mice came out again and listened to the tailor; they took notice of the pattern of that wonderful coat. They whispered to one another about the taffeta lining and about little mouse tippets.
And then suddenly they all ran away together down the passage behind the wainscot, squeaking and calling to one another as they ran from house to house.
Not one mouse was left in the tailor's kitchen when Simpkin came back. He set down the pipkin of milk upon the dresser, and looked suspiciously at the tea-cups. He wanted his supper of little fat mouse!
"Simpkin," said the tailor, "where is my TWIST?"
But Simpkin hid a little parcel privately in the tea-pot, and spit and growled at the tailor; and if Simpkin had been able to talk, he would have asked: "Where is my MOUSE?"
"Alack, I am undone!" said the Tailor of Gloucester, and went sadly to bed.
All that night long Simpkin hunted and searched through the kitchen, peeping into cupboards and under the wainscot, and into the tea-pot where he had hidden that twist; but still he found never a mouse!
The poor old tailor was very ill with a fever, tossing and turning in his four-post bed; and still in his dreams he mumbled: "No more twist! no more twist!"
What should become of the cherry- coloured coat? Who should come to sew it, when the window was barred, and the door was fast locked?
Out-of-doors the market folks went trudging through the snow to buy their geese and turkeys, and to bake their Christmas pies; but there would be no dinner for Simpkin and the poor old tailor of Gloucester.
The tailor lay ill for three days and nights; and then it was Christmas Eve, and very late at night. And still Simpkin wanted his mice, and mewed as he stood beside the four-post bed.
But it is in the old story that all the beasts can talk in the night between Christmas Eve and Christmas Day in the morning (though there are very few folk that can hear them, or know what it is that they say).
When the Cathedral clock struck twelve there was an answer—like an echo of the chimes—and Simpkin heard it, and came out of the tailor's door, and wandered about in the snow.
From all the roofs and gables and old wooden houses in Gloucester came a thousand merry voices singing the old Christmas rhymes—all the old songs that ever I heard of, and some that I don't know, like Whittington's bells.
Under the wooden eaves the starlings and sparrows sang of Christmas pies; the jackdaws woke up in the Cathedral tower; and although it was the middle of the night the throstles and robins sang; and air was quite full of little twittering tunes.
But it was all rather provoking to poor hungry Simpkin.
From the tailor's ship in Westgate came a glow of light; and when Simpkin crept up to peep in at the window it was full of candles. There was a snippeting of scissors, and snappeting of thread; and little mouse voices sang loudly and gaily:
"Four-and-twenty tailors
Went to catch a snail,
The best man amongst them
Durst not touch her tail;
She put out her horns
Like a little kyloe cow.
Run, tailors, run!
Or she'll have you all e'en now!"
Then without a pause the little mouse voices went on again:
"Sieve my lady's oatmeal,
Grind my lady's flour,
Put it in a chestnut,
Let it stand an hour—"
"Mew! Mew!" interrupted Simpkin, and he scratched at the door. But the key was under the tailor's pillow; he could not get in.
The little mice only laughed, and tried another tune—
"Three little mice sat down to spin,
Pussy passed by and she peeped in.
What are you at, my fine little men?
Making coats for gentlemen.
Shall I come in and cut off yours threads?
Oh, no, Miss Pussy,
You'd bite off our heads!"
"Mew! scratch! scratch!" scuffled Simpkin on the window-sill; while the little mice inside sprang to their feet, and all began to shout all at once in little twittering voices: "No more twist! No more twist!" And they barred up the window-shutters and shut out Simpkin.
Simpkin came away from the shop and went home considering in his mind. He found the poor old tailor without fever, sleeping peacefully.
Then Simpkin went on tip-toe and took a little parcel of silk out of the tea-pot; and looked at it in the moonlight; and he felt quite ashamed of his badness compared with those good little mice!
When the tailor awoke in the morning, the first thing which he saw, upon the patchwork quilt, was a skein of cherry-coloured twisted silk, and beside his bed stood the repentant Simpkin!
The sun was shining on the snow when the tailor got up and dressed, and came out into the street with Simpkin running before him.
"Alack," said the tailor, "I have my twist; but no more strength—nor time—than will serve to make me one single buttonhole; for this is Christmas Day in the Morning! The Mayor of Gloucester shall be married by noon—and where is his cherry- coloured coat?"
He unlocked the door of the little shop in Westgate Street, and Simpkin ran in, like a cat that expects something.
But there was no one there! Not even one little brown mouse!
But upon the table—oh joy! the tailor gave a shout—there, where he had left plain cuttings of silk—there lay the most beautiful coat and embroidered satin waistcoat that ever were worn by a Mayor of Gloucester!
Everything was finished except just one single cherry-coloured buttonhole, and where that buttonhole was wanting there was pinned a scrap of paper with these words—in little teeny weeny writing—
NO MORE TWIST.
And from then began the luck of the Tailor of Gloucester; he grew quite stout, and he grew quite rich.
He made the most wonderful waistcoats for all the rich merchants of Gloucester, and for all the fine gentlemen of the country round.
Never were seen such ruffles, or such embroidered cuffs and lappets! But his buttonholes were the greatest triumph of it all.
The stitches of those buttonholes were so neat—SO neat—I wonder how they could be stitched by an old man in spectacles, with crooked old fingers, and a tailor's thimble.
The stitches of those buttonholes were so small—SO small—they looked as if they had been made by little mice!


 

FOR ALL TASKS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos