Selasa, 26 April 2016

TUGAS SOFTSKILL B. INDONESIA 2 PILKADA DKI

Diposting oleh Unknown di 23.37


Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Dosen: Ibu Wahyuni Choiriyati
PILKADA DKI JAKARTA
 https://sellanossaaa.files.wordpress.com/2012/09/gundar-logo1.png?w=642 
Indri Sugiastiwi
14213407
3EA18

 


Ahok Vs Sandiaga Uno, Siapa Paling Laku di Pilkada DKI?
Dilansir oleh Detik News.com
Ahok yang akan kembali maju lagi menyambut baik jika pengusaha muda Sandiaga Uno itu mencalonkan diri. "(Sandiaga Uno) dari dulu juga layak. Dulu juga sempat dicalonkan jadi Wakil Gubernurnya Pak Jokowi kok," ujar Ahok saat diminta tanggapannya oleh wartawan soal sosok Sandiaga di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (4/9/2015). Ahok menyambut baik apabila nanti Gerindra mengusung Sandiaga Uno. Dia bahkan tidak menganggap Sandiaga sebagai rival.
"Enggak ada rival-rival, bagi saya tuh lebih baik banyak orang yang dianggap bagus dan hebat untuk ikut. Supaya orang Jakarta punya pilihan," sambungnya.
"Jadi istilah bahasa kampungnya orang gitu ya, best of the best. Bukan good from the worst," kata Ahok.Pesan Ahok kepada siapapun kandidat yang nanti maju di Pilgub DKI 2017, harus berani transparan dan mampu menunjukkan semangat membangun Jakarta yang lebih baik. Sebelumnya, Edhy Prabowo menganggap Sandiaga Uno memiliki kualitas yang baik. Sehingga menurutnya, Sandiaga adalah calon alternatif yang pantas diusung oleh partainya kelak."Kalau dalam hal penentuan siapa yang diusung orang yang benar sejalan dengan partai. Sandiaga merupakan salah satu calon alternatif. Kalau dari kemampuan paling cocok punya latar belakang baik, ketokohan dan istri beliau berlatar Betawi," kata Edhy kepada detikcom usai menghadiri Silaturahmi Koalisi Merah Putih (KMP) di kantor PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (3/9/2015) malam. 
Opini, Isu dan Teori:
Pemilihan Kepala Daerah tingkat propinsi DKI Jakarta yang dilangsungkan pada tahun 2017 nanti menjadi sorotan publik seantero Nusantara. Hal ini menjadi sebuah fenomena hangat karena DKI Jakarta merupakan miniatur kehidupan masyarakat Indonesia dengan status administrative sebagai Ibukota Republik Indonesia. Kedua pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat di hati dan pikiran masyarakat Jakarta sebagai target pemilih.
Beragam aktifitas kampanye telah dijalankan oleh masing – masing calon resmi jauh – jauh hari sebelum agenda politik ini resmi ditetapkan, baik itu melalui kegiatan sosial, temu kader hingga perang wacana di media yang berkaitan dengan membangun Kehidupan Jakarta yang lebih baik. Dapat dikatakan bahwa para tim sukses kedua pasangan CAGUB dan CAWAGUB menjadikan pasangan tersebut bak sebuah produk yang dipasarkan secara gencar untuk mendapatkan suara pemilihan yang besar secara kuantitas dengan menjadikan masyarakat Jakarta sebagai konsumen potensial untuk memenangkan agenda politik dan kepentingan mereka. Masyarakat Jakarta dalam kancah perpolitikan nasional dan daerah merupakan asset potensial dalam melanggengkan kekuasaan politik bagi organisasi politik dalam hal ini adalah partai politik.
Dalam pemilihan Kepala Daerah tingkat propinsi, masyarakat Jakarta merupakan konsumen potensial yang memiliki kemampuan praktis dalam pemenangan agenda politik para CAGUB dan CAWAGUB. Pemilih dalam hal ini konsumen produk politik telah memiliki pandangan dan pengetahuan yang mencukupi untuk menentukan kepada siapa mereka menyerahkan nuraninya dan menentukan siapa pemimpin yang benar – benar mampu mewakili aspirasi mereka.
Aspirasi ini merupakan naturaly desires setiap individu yang merupakan motivasi berkehidupan setiap manusia. David Mc Kalland dalam teorinya mengatakan bahwa dalam diri manusia ada tiga tingkatan keinginan yaitu Need of Achievment ( keinginan berprestasi ), Need of Affiliation ( keinginan untuk berafiliasi ), dan Need of Power ( Keinginan untuk berkuasa ).
Masyarakat Jakarta terus menerus melihat kemampuan dan keinginan setiap pasangan CAGUB dan CAWAGUB dalam memaparkan visi misi dan program kerja yang berusaha membangun kehidupan lebih baik dari saat ini di Jakarta khususnya sebagai stimulus untuk menjatuhkan pilihannya ( Need of Affiliation ).
Para pemasar produk politik PILKADA DKI JAKARTA dalam hal ini adalah team sukses yang berperan sebagai back stage actor memanfaatkan unsur dalam diri manusia untuk membangkitkan motivasi dan kesadaran pemilih. Membangkitkan waspada masyarakat dengan penggunaan atribut bahasa dan penggunaan karakter simbolik yang berkaitan langsung dengan emosi dan kultur masyarakat.
Salah satu CAGUB memaparkan bentang masalah kehidupan Jakarta yang pelik sebagai salah satu strategi kampanyenya. Freud seorang ahli pisko analisa yang hingga saat ini teori-teorinya masih langgeng digunakan memaparkan bahwa peranan awareness dan prilaku manusia dipengaruhi oleh id, ego dan super ego yang saling berkait dalam diri manusia.
Namun adanya masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya merupakan fenomena menarik yang harus diperhatikan oleh para team sukses dalam mempertmbangkan strategi kampanyenya. Efektifitas komunikasi dan pembangunan ruang ruang kesadaran dengan penggunaan stimulus melalui pendekatan nilai, moral dan kultur terkadang hanya membangkitkan interupsi kesadaran bagi para pemilih yang enggan menggunakan hak pilihnya karena kekecewaan, ketakutan hingga aura pesimis yang diakibatkan oleh tidak adanya kemauan politik yang logis dari para pemimpin untuk membangun situasi kehidupan yang lebih baik.
Masyarakat sebagai individu memiliki need for cognition (NCog) alias kecenderungan individu untuk melakukan dan menikmati kegiatan berpikir. Menurut penggagasnya, John Cacioppo dan Richard Petty, orang dengan NCog yang tinggi cenderung mempertimbangkan segala hal sebelum membuat keputusan, mementingkan obyektivitas, terbuka terhadap pengalaman baru, serta menyukai kreativitas dalam berpikir.
Harus disadarai bahwa semenjak bergulirnya reformasi dengan kran informasi yang mengucur deras, kesadaran masyarakat dengan peningkatan Need of Cogition ( NCog) semakin meningkat ditandai dengan adanya fenomena politik adanya GOLPUT di setiap pemilu.
Obyektifitas dan kampanye yang logis lebih diutamakan dalam momentum drama politik dibandingkan hanya menjual mimpi – mimpi dan janji politik yang sudah usang dimakan zaman. Pemilihan Calon Gubernur antara Ahok dan Sandiaga Uno dapat dikatakan menjadi rival dikarenakan Ahok yang inependen dan Sandiaga Uno yang merupakan berasal dari Partai Gerindra. Ditambah lagi, adanya isu kampanye hitam yang dilakukan oleh Sandiaga Uno yaitu beredarnya nama Sandiaga Uno dalam perusahaan Panama Papers yaitu perusahaan yang menggelapkan pajak. Selain pemberani, pintar dan memiliki program diharapkan calon gubernur DKI Jakarta mempunyai sifat yang transparan, berani membuka kehidupan sebenarnya di depan Masyarakat luas, dengan begitu Masyarakat bisaa memilih calon Gubernur dengan bijak. 

Referensi:
Eginamakoe.wordpress.com (20 April 2016)
Detik.com (20 April 2016)
Investigasi tempo Panama (27 April 2016)
Kompas.com (27 April 2016)
Wanspeak.wordpress.com (27 April 2016)

0 komentar:

Posting Komentar

 

FOR ALL TASKS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos