Rabu, 18 November 2015

Tugas 1

Diposting oleh Unknown di 01.46 0 komentar

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Tugas Softskill Perilaku konsumen
“ Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian Dan Konsumsi ”








Ilham Halintar     14213273
Indri Sugiastiwi   14213407

3EA18



Universitas Gunadarma Depok
Fakultas Ekonomi Manajemen S1
2015


1.     Pengertian Kebudayaan
Faktor budaya merupakan suatu yang paling memiliki pengaruh paling luas pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,bangunan, dan karya seniBahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.

Misalnya kebiasaan kita sehari – hari adalah mandi tiap hari 2 kali dalam sehari, otomatis didalam kebiasaan kita mandi tersebut kita membutuhkan banyak perabotan dan alat – alat untuk membersihkan diri seperti sabun, sikat gigi, dan lain – lain. Lain halnya jika ada beberapa golongan yang jarang mandi, mereka tidak terbiasa untuk menerima kebiasaan kita mandi setiap hari, oleh karena itu, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri.

Tradisi (Bahasa Latintraditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negarakebudayaanwaktu, atauagama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu bulan Ramadhan, yang selalu berhubungan dengan ketupat, mudik, kurma.

2. Seseorang Menemukan Nilai- Nilai yang di Anut
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai
Ciri-ciri pembentukan nilai-nilai sosial yang di anut
·                     Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.
·                     Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
·                     Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
·                     Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
·                     Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
·                     Dapat memengaruhi pengembangan diri sosial
·                     Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
·                     Cenderung berkaitan satu sama lain.
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized value).
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
·                     Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.
·                     Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
·                     Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.
·                     Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.
Nilai mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guru yang
melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Menurut Notonegoro,nilai sosial terbagi 3, yaitu:
1.                  Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik/jasmani seseorang.
2.                  Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mendukung aktivitas seseorang.
3.                  Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/psikis seseorang.
3.      Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.

3.1.Model perilaku konsumen

Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
Pertanyaan sentral bagi pemasar: Bagaimana konsumen memberikan respon terhadap berbagai usaha pemasaran yang dilancarkan perusahaan? Perusahaan benar−benar memahami bagaimana konsumen akan memberi responterhadap sifat-sifat produk, harga dan daya tarik iklan yang berbeda mempunyai keunggulan besar atas pesaing.

3.2. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

3.2.1. Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari

Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita akan otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya dalam perilaku kita. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang. Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan yang baik bila dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri.

3.2.2. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan

Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan.
Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.

3.2.3. Pengaruh Budaya dapat Dipelajari

Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat. Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.

3.2.4. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi

Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.

4. Struktur Konsumsi
Secara matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1 ke D2 bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).

5. Dampak Nilai- Nilai Inti Terhadap Pemasar
5.1.Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.

5.2.Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.

5.3.Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.

6. Perubahan Nilai
            Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :
1. Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.
2. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut.
3. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat.

7. Perubahan Institusi

7.1. Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan konsumsi

Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman.

7.2.Individual/kolektif

Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New Zealand, dan Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti contoh, konsumen dari Negara yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan budaya individualistik. Dalam tema yang diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin lebih efektif dinegara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina.

7.3.Usia muda/tua

Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda lebih berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Seperti contoh di Negara kepulauan Fiji, para orang tua memilih untuk menyenangkan anak mereka dengan membeli suatu barang. Hal ini berbeda dengan para orang tua di Amerika yang memberikan tuntutan yang positif bagi anak mereka. Disamping itu, walaupun Cina memiliki kebijakan yang mengharuskan untuk membatasi keluarga memiliki lebih dari satu anak, tetapi bagi budaya mereka anak merupakan “kaisar kecil” bagi mereka. Jadi, apapun yang mereka inginkan akan segera dipenuhi. Dengan kata lain, penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan nilai masih berpengaruh dan pera pemasar harus menyesuaikan bukan hanya pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya.

7.4. Luas/batasan keluarga

Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu keputusan penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa (orang tua) memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Seperti contoh pada beberapa budaya yaitu seperti di Meksiko, sama halnya dengan Amerika, peran orang dewasa sangat berpengaruh. Para orang tua lebih memiliki kecenderungan dalam mengambil keputusan dalam membeli. Begitu juga para orang dewasa muda di Thailand yang hidup sendiri diluar dari orang tua atau keluarga mereka. Tetapi ketergantungan dalam membeli masih dipengaruhi oleh orang tua maupun keluarga mereka. Yang lain halnya di India, sesuatu hal yang akan dibeli diputuskan bersama-sama dalam satu keluarga yaitu seperti diskusi keluarga diantara mereka.

8.Contoh Kasus
Contoh Kasus :
REPUBLIKA.CO.ID,KARANGAYAR – Pelestarian terhadap seni budaya batik menjadi salah kaprah. Masalahnya, seluruh siswa SMP dan SMA/SMK di Kabupaten Karanganyar diwajibkan membeli seragam batik. Kewajiban ini berlaku bagi siswa baru maupun siswa lama saat orangtua mengambil rapot kenaikan kelas.

Koleksi seragam sekolah bertambah. Siswa SMP, misalnya, selain memiliki seragam putih-biru dan Pramuka, kini bertambah seragam batik. Demikian dengan siswa SMA/SMK. Selain seragam putih-abu-abu dan Pramuka, kini juga bertambah seragam batik.
Ini yang dipersoalkan orangtua di sana. Mereka bukan saja mempermasalahkan cara ”paksaan” yang dilakukan pihak sekolah. Tapi, soal harga yang terlalu tinggi.
”Masak seragam batik printing harganya Rp 179 ribu per potong,” tutur salah seorang walisiswa kepada Republika.
Walisiswa dari sebuah SMPN di Jaten, Karangnyar, ini merasa keberatan dengan model pungutan seperti ini. Masalahnya, siswa setiap ajaran baru itu wajib membeli seragam reguler dan seragam olahraga.
Menurutnya, banyak orangtua yang memprotes. Tapi, mereka tak dapat berbuat banyak. ”kebijakan seragam batik sebagai identitas sekolah. Mau tidak mau, siswa harus membeli,” katanya.
Siswa SMAN I Karanganyar mewajibkan membeli seragam batik lewat koperasi sekolah. Orangtua disodori belangko pembelian seragam batik senilai Rp 179 ribu. Ini diberikan saat orangtua mengambil rapor. Dalam blangko disebutkan, orangtua bisa membayar batik saat mengambil rapor. Atau setelah libur sekolah.

















KESIMPULAN

Perngaruh budaya begitu besar dalam mempengaruhi terhadap pembelian dan konsumsi, hal itu terjadi adanya faktor nilai nilai yang dianut dalam masyarakat apa sesuai dengan  kultur masyarakat tersebut atau tidak serta apaakah untuk memenuhi konsumsi itu membutuhkam harga yang mahal atau tidak.Tetapi lama kelamaan masyarakat pun dapat menerima budaya baru namun tetap memilah mana yang baik dan mana yang tidak. Dan Institusi juga bisa mempengaruhi perubahan tersebut.



























DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://gilangjaelani.blogspot.com/2011/10/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Supply-demand-right-shift-demand.svg&filetimestamp=20090629160839
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/11/06/26/lndgx2-demi-alasan-pelestarian-budaya-siswa-dipaksa-beli-seragam-batik-rp-179-ribu
http://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan


Sabtu, 13 Juni 2015

Cara Memutihkan Kulit Secara Alami

Diposting oleh Unknown di 07.51 0 komentar
Kebanyakan para wanita ingin memiliki kulit yang putih, karena kulit putih dapat memberikan rasa percaya diri saat mereka melakukan aktivitas. Untuk menggapai impiannya, para wanita biasanya memilih produk-produk kecantikan yang bisa memutihkan kulit dalam sekejab. Produk pemutih kulit dan wajah tersebut dapat dengan mudah ditemukan di pasaran asalkan mereka memiliki budget yang cukup untuk membelinya. Namun sayangnya, produk pemutih yang banyak terjual di pasaran itu memiliki efek samping yang konon katanya kurang bagus untuk kesehatan kulit. Untuk itu, supaya para wanita tersebut mendapatkan kulit idaman tanpa harus mengorbankan kesehatannya, mereka bisa mencoba pemutih kulit dan wajah alami dari bahan-bahan alam. Dan pastinya wajib konsultasi dengan yang telah berpengalaman atau ke dokter kulit atau juga ke konsultan kecantikan sebelum mempraktekan semua hal yang kalian temukan di internet.

       -->       

1. Susu
Susu adalah salah satu bahan alami yang sering digunakan untuk memutihkan kulit dan wajah. Pemutih kulit dan wajah alami dengan susu ini sudah banyak ditawarkan di beberapa salon kecantikan. Tetapi, perawatan ini bisa juga Anda lakukan sendiri di rumah ketika Anda berniat untuk menghemat pengeluaran Anda. Untuk memutihkan kulit, Anda bisa berendam dengan menggunakan susu selama 20 sampai 30 menit. Sedangkan untuk mencerahkan wajah, Anda hanya perlu mengoleskan beberapa tetes susu ke wajah Anda dan meratakannya dengan kapas atau kain pencuci muka. Ketika Anda melakukan perawatan kulit dan wajah dengan susu ini secara rutin, Anda bisa mendapatkan kulit yang Anda inginkan.
Setelah Anda mengetahui perawatan untuk memutihkan kulit dan wajah secara alami di atas, Anda bisa langsung mencoba mempraktekkannya di rumah. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi para pembaca yang ingin mendapatkan kulit idamannya
   

2.  Bengkoang
Pemutih kulit dan wajah alami bisa Anda dapatkan dari bengkoang. Bengkoang ini memang sudah dikenal sejak lama dapat mencerah kulit dan wajah. Sehingga tak ada salahnya Anda memutihkan kulit dan wajah Anda dengan menggunakan bengkoang. Caranya cukup mudah, Anda hanya perlu membuat lulur atau masker dari buah ini. Pertama, Anda bisa memarut bengkoang secukupnya. Kedua, Anda mengoles-oleskan parutan bengkoang secara merata ke seluruh tubuh. Ketiga, Anda hanya perlu menunggunya selama 30 menit sebelum Anda berniat untuk membilasnya sampai benar-benar bersih. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, Anda bisa melakukan perawatan ini seminggu sekali.

3. Pepaya
Jika Anda hanya mengenal pepaya hanya sebagai buah yang bisa Anda konsumsi setiap hari, kini Anda bisa menggunakan pepaya tersebut untuk memutihkan kulit dan wajah Anda. Pemutih wajah dan kulit alami dari pepaya tersebut bisa Anda buat sendiri di rumah. Caranya cukup mudah, Anda hanya perlu membeli pepaya yang sudah matang. Setelah itu, Anda bisa menghaluskan pepaya tersebut sebelum Anda mengoles-oleskannya secara merata ke seluruh tubuh. Kemudian, Anda bisa mendiamkannya selama 20 menit sebelum Anda membersihkannya. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, Anda bisa melakukan perawatan kulit dan wajah tersebut secara teratur.
  

4. Sayuran Wortel
Selain baik untuk kesehatan tubuh, sayuran wortel juga dapat anda gunakan untuk solusi kulit kaki yang bersih, dan terlihat begitu cantik. 

Adapun cara memutihkan kulit dengan sayuran wortel adalah sebagai berikut:
  • Siapkan wortel segar secukupnya
  • Bersihkan/cuci wortel dengan air sampai bersih
  • Parut/blender wortel sampai halus
  • Berikan tambahan bahan body lotion pada parutan wortel.
  • Langkah selanjutnya balurkan kearea kulit kaki secara merata dan diamkan untuk beberapa waktu.
  • Mengapa wortel baik untuk kecantikan kulit, karena mengandung senyawa betakaroten alami.

5. Jeruk Nipis
Kenapa harus buah jeruk nipis???? Jawabannya karena jeruk nipis banyak mengandung vitamin c, nah Vitamin inilah yang nantinya dapat membantu anda memutihkan kulit ketiak dan muka (tidak berlaku untuk kulit sensitif fan tidak sembarangan)

Adapun cara pengaplikasian untuk ketiak adalah sbb:
  • Siapkan buah jeruk nipis dan kapur sirih secukupnya
  • Peras buah jeruk nipis dan ambil air jeruk nipisnya saja
  • Campur dengan sedikit kapur sirih
  • Aduk hingga kedua bahan sampai bahan tercampur rata
  • Oleskan campuran bahan ke kulit ketiak anda.
  • Tunggu beberapa saat agar ramuan bekerja (10-15 menit)
  • Gunakan cara ini rutin setiap anda habis mandi
  • Lakukan selama 1 minggu rutin. insy@ kulit ketiak akan terlihat putih
  

Dengan mempraktikkan beberapa cara memutihkan kulit secara alami ini, jangan harap kulit Anda bisa putih secara instan. Seluruh prosesnya tetap membutuhkan waktu. Namun, sekali saja kulit Anda menjadi putih, hasilnya akan terjaga lebih lama ketimbang memakai krim pemutih instan. Selamat mencoba.


~ Catatan:
Kegiatan ini hanyaa dapat terasa kebenarannya jika dilakukan rutin dan untuk kulit yang tidak sensitif. Apabila terjadi sesuatu/iritasi segera hubungi dokter. Sekali lagi tidak berlaku untuk kulit yang sensitf. Jika dilakukan tidak sesuai tips dan pada kulit sensitif serta saran dokter bukan tanggung jawab penulis.


Sumber:
thttp://www.duniainformasikesehatan.com/
Trik-tips-sehat.


RESENSI FILM DI BALIK 98

Diposting oleh Unknown di 07.10 0 komentar
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (SOFTSKILL)

DOSEN: IBU METI NURHAYATI







Tugas Kelompok Menonton Film Indonesia & Resensi
2EA18

Nama anggota:
Agung Nur Prabowo (10213355)
Indri Sugiastiwi (14213407)
Jazmi Karami (14213612)
Miftahul Fauzan (15213476)
Nadiyah Haniyati Farhana (16213290)
Niken Aulia Hasanah (16213428)
Wati Mekar Sari (19213235)

Depok, Indonesia
2014- 2015

Tugas SoftSkill
Resensi Film Di Balik 98



IDENTITAS
v  Produser: Affandi Abdul Rachman
v  Sutradara: Lukman Sardi
v  Penulis: Samsul HadiIfan Ismail
v  Tanggal rilis : Kamis, 15 Januari 2015
v  Durasi: 106 Menit
v  Studio: MNC Pictures
v  Sumber: filmindonesia.or.id


PEMERAN
Chelsea Islan : Sebagai Diana
Boy William : Sebagai Daniel
Donny Alamsyah : Sebagai Bagus
Ririn Ekawati : Sebagai Salma
Teuku Rifnu Wikana: Sebagai Rachmat
Bima Azriel : Sebagai Gandung
Verdi Solaiman : Sebagai Karumga
Alya Rohali : Sebagai Mbak Dayu
Fauzi Baadilla : Sebagai Rahman
Agus Kuncoro : Sebagai BJ Habibie
Amoroso Katamsi : Sebagai Presiden Soeharto
Marissa Puspitasasri : Sebagai Lusi
Elkie Kwee : Sebagai Papa Daniel
Iang Darmawan : Sebagai Harmoko
Zulkifli Nasution :  Sebagai Saadilah Mursyid
Asrul Dahlan : Sebagai Sintong Panjaitan
Eduwart Soritua : Sebagai Amin Rais
Agus Cholid : Sebagai Ginanjar Kartasasmita
Guntoro Slamet : Sebagai Hamami Nata
Nursalim Mas : Sebagai Sutiyoso
Rudie Purwana : Sebagai Syafrie Syamsudin
Meulela Meurah : Sebagai Syarwan Hamid
Gito Juwono : Sebagai Zaki Anwar Makarim
Nugraha : Sebagai Nurcholis Madjid

Sinopsis
Kisah perjuangan keluarga dan pengorbanan cinta melewati tragedi Mei 1998.
Letnan Dua Bagus bimbang ketika harus berhadapan dengan situasi luar biasa itu. Tanggung jawab sebagai petugas pengamanan harus berbenturan dengan kewajiban untuk menjaga istrinya, Salma, pegawai Istana negara, yang sedang hamil besar. Salma terjebak dalam kerusuhan dan dinyatakan hilang. Tekanan dari  atasan: Bagus harus mengutamakan tugas dan sebagai laki-laki pantang untuk menjadi cengeng hanya karena peristiwa kecil.
Kerusuhan memaksa Presiden Soeharto pulang dari Kairo lebih awal. Pemerintah dihadapkan pada situasi yang sulit. Tokoh masyarakat dan beberapa perwakilan Ormas secara langsung meminta Presiden Soeharto mundur. Namun ia bergeming dan berencana membentuk komite dan kabinet reformasi untuk menjawab tuntutan tersebut.
Sementara itu, nasib baik enggan untuk berpihak kepada Bagus. Diana, adik iparnya, aktivis reformasi, harus berbenturan pendapat dengan kakaknya ketika mengetahui Salma kakaknya hilang di tengah peristiwa kerusuhan. Diana menuduh Bagus tidak bisa menjaga Salma. Keadaan semakin pelik ketika Daniel, pacar Diana, keturunan Tionghoa yang juga ikut berjuang menuntut perubahan, harus kehilangan ayah dan adiknya dalam kerusuhan. Bahkan Daniel hampir terjebak sweeping warga yang menyaring orang-orang Non Pribumi, yang saat itu menjadi puncak issue rasial di Indonesia. Untungnya Daniel selamat dan menemukan keluarganya lalu ikut exodus meninggalkan Indonesia.
Presiden Soeharto membentuk komite dan kabinet reformasi yang tidak mendapat tanggapan positif. Bahkan ketua MPR Harmoko meminta Presiden untuk mengundurkan diri. Selain itu ada 14 menteri menolak tergabung dalam kabinet reformasi.
Salma terselamatkan dan dibawa ke sebuah rumah sakit. Di saat detik kelahiran anak pertamanya, Bagus dan Diana menemukan Salma. Bayi yang mereka nantikan dilahirkan.
17 Tahun berlalu. Daniel kembali ke Jakarta dengan membawa abu kremasi ayahnya. Ayahnya ingin beristirahat untuk selama-lamanya di tanah kelahirannya itu. Daniel menemukan Diana. Keduanya masih memiliki semangat yang sama untuk melanjutkan semangat reformasi.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
Film Di Balik 98 pada adegan diskusi Presiden Soeharto dengan Wapres BJ Habibie atau dengan Mbak Tutut maupun Pak Harmoko. Semua tersajikan secara detail, seolah itu menjadi cerita utama. Menjadi kelebihan karena peristiwa-peristiwa itu dimainkan secara apik pula oleh para aktor senior yang memerankannya.

Kekurangan
 Film Di Balik 98 ada pada scoring film itu sendiri. Beberapa lagu maupun musik yang dipilih terdengar tidak begitu sesuai dengan adegan yang sedang berlangsung. Ada pula iringan yang terdengar terlalu menggebu sehingga menutupi dialog dari para pemain. Singkatnya, pembangunan emosi penonton akhirnya terpengaruh oleh ketidaksesuaian scoring.

PENDAPAT KAMI
Film ini mengingatkan kita kembali pada tragedi 98 yang terjadi pada masa lalu, bisa dibilang masa lalu yang kelam bagi bangsa Indonesia. Terjadi pada mahasiswa yang sampai di masa sekarang jika  ditanggal yang sama kebanyakan mahasiswa #MenolakLupa pada tragedi mahasiswa TRISAKTI yang meninggal pada tahun 98. Di film ini banyak pemain yang sangat berpengalaman dalam berakting sehingga dapat membawa karakter masing – masing pemain sangat mendalam. Suasana yang diciptakan dan atribut yang digunakan sangat mendukung seperti kejadian yang aslinya pada tahun 1998. Film ini layak untuk di tonton untuk semua usia, dikarenakan film ini memberikan sejarah yang pernah terjadi pada masa lalu. Itinya film ini adalah film yang sangat bagus.

Sumber:

 *      Catatan:
Dikarenakan waktu film di rilis kami tidak sempat menonton bersama di bioskop, maka kami hanya bisa menonton film di kelas dan inilah bukti foto kami di kelas




 

FOR ALL TASKS Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos