Tugas
akhir ekonomi koperasi
(Softskill)
Indri
sugiastiwi
2EA18
14213407
Pendahuluan
Latar
Belakang
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015
membawa suatu peluang sekaligus tantangan bagi ekonomi Indonesia. Dengan
diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran
bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke
masing-masing negara.Melalui MEA akan terjadi integrasi yang berupa “free trade
area” (area perdagangan bebas), penghilangan tarif perdagangan antar negara
ASEAN, serta pasar tenaga kerja dan pasar modal yang bebas, yang akan sangat
berpengaruh pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi tiap negara.
Salah satu faktor hambatan utama bagi
sektor Koperasi dan UKM untuk bersaing dalam era pasar bebas adalah kualitas
sumber daya manusia (SDM) pelaku KUKM yang secara umum masih rendah. Untuk
meningkatkan kualitas pelaku KUKM, mentri
koperasi dan ukm melaksanakan berbagai pembinaan dan pelatihan, baik
yang bersifat teknis maupun manajerial. Namun, banyaknya tenaga kerja yang
tidak terampil tentu berdampak pada kualitas produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan
pembinaan dan pemberdayaan KUKM yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan
standar produk, agar mampu meningkatkan kinerja KUKM untuk menghasilkan
produk-produk yang berdaya saing tinggi dan meningkatkan akses dan transfer
teknologi untuk mengembangkan pelaku UKM inovatif sehingga nantinya mampu
bersaing dengan pelaku UKM asing.
Sektor Koperasi dan UKM yang paling penting
untuk dikembangkan dalam menghadapi MEA 2015 itu yang terkait dengan industri kreatif dan
inovatif, handicraft, home industry, dan teknologi informasi. Pelaku UKM harus
memanfaatkan teknologi seluas-luasnya untuk mengembangkan usahanya sehingga
mereka bisa cepat maju dan siap bersaing secara global.
Dengan meningkatnya pemanfaatan TIK dalam
kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di dalam negeri yang didorong
melalui kerja sama pemerintah dengan pihak swasta, daya saing UKM Indonesia pun
makin meningkat, terbukti dari data terbaru yang dikeluarkan oleh “World
Economic Forum” bahwa peringkat daya saing UKM Indonesia naik dari nomor 52
menjadi nomor 38.
Kementerian Perindustrian juga tengah
melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan terhadap sektor industri kecil menengah
(IKM) yang merupakan bagian dari sektor UMKM. UMKM bidang industri memegang
peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Pembinaan ini diarahkan
agar IKM berdaya saing global. IKM berperan penting dalam upaya pengentasan
kemiskinan melalui perluasan kesempatan kerja dan menghasilkan barang atau jasa
untuk dieskpor. Koordinasi dan konsolidasi antar lembaga dan kementerian pun
terus ditingkatkan sehingga faktor penghambat dapat dieliminir.
Maka Koperasi dan UKM dalam negeri harus
meningkatkan kualitas dan kinerja untuk menyambut MEA 2015. Kita harus bisa
menjadi ‘market leader’, terutama di pasar sendiri. Saatnya kita maju dan
mandiri dalam menghadapi pasar bebas.
Rumusan Masalah:
1. Apa pengertian dan Karakteristik MEA
2015 ?
2. Bagaimana peluang dan tantangan
Koperasi Indonseia untuk menghadapi MEA 2015?
3. Bagaimana kesiapan Koperasi dan UKM
dalam menghadapi MEA 2015?
Tujuan:
1. Mengetahui pengertian dan
Karakteristik MEA secara mendasar
2. Mengetahui peluang dan tantangan
koperasi Indonesia dalam menghadapi MEA 2015?
3. Mengetahui kesiapan kementrian
Koperasi dan UKM dalam menghadapi MEA 2015 ?
Pembahasan
Pengertian
Dan Karakteristik Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian
adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan
sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) dengan tujuan untuk
mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi,
tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Karakteristik
Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan
akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada
konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan
memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas
waktu yang jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar,
inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan
multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan
komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN
lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk
memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi
regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga
kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai
langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi
kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja,
Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan
inisiatif regional lainnya.
Bentuk Kerjasamanya adalah :
1.
Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;
2. Pengakuan
kualifikasi profesional;
3.
Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;
4.
Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;
5.
Meningkatkan infrastruktur
6.
Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;
7.
Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber
daerah;
8.
Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA).
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan
kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke
depan,
karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
1. Pasar dan
basis produksi tunggal,
2. Kawasan
ekonomi yang kompetitif,
3. Wilayah
pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah
terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan
Memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan
harus memastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta
pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku
kepentingan yang relevan.
Peluang
Dan Tantangan Koperasi Indonesia dalam menghadapi MEA 2015
Peluang untuk Indonesia adalah para UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) akan lebih mudah menjual barang-barang
produksinya ke negara-negara di ASEAN. Liberalisasi perdangangan barang di
ASEAN ini menyebabkan berkurangnya biaya transportasi dan biaya telekomunikasi para UMKM dengan
konsumen. Selain itu, daya saing yang ketat juga akan mewarnai MEA 2015 seperti
yang dilansir dari
Ketua Pembina ASEAN Competition
Institute (ACI), Soy Martua Pardede. Beliau menilai persaingan di pasar bebas
ASEAN akan sangat ketat dan tidak ditemui di regional lainnya semisal Eropa
atau Amerika. Sehingga, mutlak untuk meningkatkan daya saing produk dalam
negeri. Dalam rangka MEA 2015 ini,
berbagai kerja sama regional untuk meningkatkan infrastruktur ( pipa
gas, teknologi informasi ) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda.
Kesempatan tersebut membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia.
Terutama dalam melancarkan program infrastruktur domestik.
Tantangan bagi Indonesia juga dihadapkan
dengan kerugian-kerugian dari MEA 2015 jika persiapan mengahadapi pasar bebas
ini tidak matang. Hal yang paling ditakutkan adalah kesamaan produk Indonesia
dengan negara lain. Kurangnya standardisasi dan seritifikasi produk di dalam
negeri akan menciptakan peluang bagi produk impor untuk menggempur perdagangan
di Indonesia. Standardisasi dan sertifikasi produk merupakan hal yang penting
guna mencegah kesamaan produk Indonesia dengan negara lain. Terancamnya daya
saing tenaga kerja Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang kurang terdidik di
Indonesia masih tinggi
Peningkatakan mutu tenaga kerja
merupakan persiapan-persiapan yang harus dilakukan agar Indonesia tidak
mengalami kerugian yang besar di MEA 2015 mendatang. Pemerintah yang akan
memegang kunci kesuksesan MEA 2015 ini untuk Indonesia.
Kesiapan Koperasi dan UKM dalam Menghadapi MEA 2015
Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia
Tenggara, dunia usaha di Tanah Air tentu harus mengambil langkah-langkah
strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, tak
terkecuali sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM).Menteri Koperasi dan
UKM Syarief Hasan mengatakan bahwa persiapan Koperasi dan UKM nasional untuk
menghadapi era MEA sudah cukup baik.
Sebagai persiapan pemerintah telah
melaksanakan beberapa upaya strategis, salah satunya pembentukan Komite Nasional
Persiapan MEA 2015, yang berfungsi merumuskan langkah antisipasi serta
melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan KUKM mengenai pemberlakuan MEA pada
akhir 2015. Langkah-langkah antisipasi yang telah disusun Kementerian Koperasi
dan UKM untuk membantu pelaku KUKM menyongsong era pasar bebas ASEAN itu,
antara lain peningkatan wawasan pelaku KUKM terhadap MEA, peningkatan efisiensi
produksi dan manajemen usaha, peningkatan daya serap pasar produk KUKM lokal,
penciptaan iklim usaha yang kondusif.
Untuk meningkatkan kualitas pelaku KUKM,
berbagai pembinaan dan pelatihan, baik yang bersifat teknis maupun manajerial
selalu di gaungkan. kementrian Koperasi melakukan pembinaan dan pemberdayaan
KUKM yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan standar produk, agar mampu
meningkatkan kinerja KUKM untuk menghasilkan produk-produk yang berdaya saing
tinggi.
Sektor Koperasi dan UKM yang paling
penting untuk dikembangkan dalam menghadapi MEA 2015 itu yang terkait dengan industri kreatif dan
inovatif, handicraft, home industry, dan teknologi informasi, Kementrian
Koperasi juga berupaya meningkatkan akses dan transfer teknologi untuk
mengembangkan pelaku UKM inovatif sehingga nantinya mampu bersaing dengan
pelaku UKM asing. Peningkatan daya saing dengan pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK), diperlukan para pelaku UKM di Indonesia untuk menghadapi
persaingan usaha yang makin ketat, khususnya dalam menghadapi MEA.
Penutupan
Kesimpulan
Beberapa tantangan MEA,
seperti lapangan tenaga kerja yang ada di Indonesia hanya akan menaikkan angka
pengangguran itu sendiri, karena tidak berdampak pada peningkatan taraf hidup
masyarakat Indonesia, khususnya buruh yang tidak memiliki sertifikasi
pendidikan seperti buruh-buruh yang didatangkan dari China, bahkan Vietnam yang
tidak lebih baik tingkat kesejahteraan pekerjanya dari Indonesia. Bila
Indonesia tidak siap, maka aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terampil dan modal, terlihat sebagai ancaman daripada peluang. Tantangan
lainnya adalah jurang horizontal antara negara dengan kelas ekonomi maju dan
yang masih menengah dan maju. Jurang vertikal antara negara yang demokratis
liberal dan masih otoriter. Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera
dimanfaatkan, kita akan tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara
lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera berbenah diri untuk
menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan berkulitas global.
Dengan di berlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN
pada tahun 2015, UKM dituntut lebih bisa mengembangkan usaha kecil melalu
berbagai program Kementrian Koperasi dan UKM
seperti permodalan, kelembagaan dan pemasaran.
Saran
Pemerintah harus meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk berkoperasi dan ber UKM yang masih kurang sehingga perlu
menggalakkan sosialisasi betapa pentingnya koperasi dan UKM untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka di pelosok perdesaan. Sosialisasi
yang dimaksud mulai dari pendidikan, penyuluhan, seminar, diskusi dan ceramah
mengenai pentingnya berkoperasi dan berUKM.
Jika Indonesia mampu mengantisipasi,
pengaruh liberalisasi akan mengarah pada efisiensi pasar jasa. Dampaknya adalah
pilihan bagi konsumen meningkat, produktivitas meningkat, serta persaingan yang
lebih sehat di dorong. Pencapaian MEA dilakukan melalui empat tahapan
strategis, meliputi : pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis produksi,
kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata dan
terintegrasi dengan perekonomian global.
Indonesia harus menjadi pemain dalam komunitas ekonomi
ASEAN, dengan cara menyiapkan dan memberikan mentoring pada pengusaha pemula
agar mampu menghadapi persaingan baik di dalam negeri, kawasan dan global, juga
memberikan perhatian pada pengusaha-pengusaha lokal atau di daerah agar dapat
mengembangkan usahanya sekaligus memperluas pasar produksi barang-barang
mereka. Program kebijakan penguatan daya saing telah mendapatkan perhatian
khusus dari pemerintah, antara lain penguatan UKM nasional. Hal tersebut
penting untuk memfasilitasi UKM nasional yang berdaya saing tinggi, inovatif,
dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar dari Komunitas Ekonomi ASEAN
DAFTAR
PUSTAKA
www.asean.org
seputarpengertian.blogspot.in/2014/08/Pengertian-karakteristik-masyarakat-ekonomi-asean.html?m=1
http://www.merdeka.com/uang/5-ancaman-pasar-bebas-asean-2015-bagi-indonesia.html
http://asean.gunklaten.com/2013/06/Pengertian-Komunitas-ASEAN-2015.html
http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=15030&type=6#.U5gnxPkgTE
http://hminews.com/opini/tantangan-indonesia-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean-mea-2015/
http://kabarbisnis.com/read/2832872
http://kemlu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1054&l=id
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/10/31/84452/jalan_menuju_masyarakat_ekonomi_
asean_2015/#.USzG9KUa6AN (diakses Sabtu 2 Maret 2013; 22.42)
http://www.beritasatu.com/asia/41368-masyarakat-ekonomi-tunggal-asean-2015.html
http://www.madina.co.id/index.php/ekonomi/9659-ubah-segmentasi-ekonomi-masyarakat-asean-2015-jadi-sebuah
peluang
http://www.padang-today.com/?mod=berita&today=detil&id=42699
http://www.uksw.edu/id.php/info/detail/type/fokus/stamp/1355915296/title/tantangan-dan-
peluang-indonesia-hadapi-asean-economic-community-di-seminar-feb